-->

Ternate: Kota Pelabuhan dan Perdagangan Rempah Abad XIV-XIX

Editor: Irfan Ahmad author photo

Buku ini bertajuk Ternate: Kota Pelabuhan dan Perdagangan Rempah Abad XIV-XIX. Sebagai tanaman endemik Maluku (Utara), cengkih memiliki sejarah panjang dan fantastis. Daya tarik cengkih bukan saja karena sangat dibutuhkan manusia dalam berbagai keperluan, tetapi juga sebagai salah satu rempah yang membawa perubahan besar dalam sejarah dunia. 


Tampilnya Ternate dalam  perdagangan rempah tidak terlepas dari tumbuhan cengkih di pulau ini. Ternate adalah salah satu pulau penghasil cengkih dengan kualitas terbaik. Ternate juga memiliki fasilitas pelabuhan yang memadai. Hal ini membuat para pedagang dari berbagai bangsa berdatangan, membuka pos perdagangan dan menetap di Ternate. 


Cengkih telah mempertemukan pedagang dari berbagai belahan dunia: orang Cina, Arab, Persia, Melayu, Makassar, Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Mereka berdatangan ke Ternate dan memperjumpakan berbagai kebudayaan.


Berbagai catatan sejarah menunjukkan bahwa sebagai kerajaan maritim, Ternate memainkan peran penting dalam aktivitas perdagangan. Jalur rempah bukan sekadar rute perdagangan komoditas belaka. Jalur ini mendorong interaksi budaya yang intensif dan mencakup ruang geografis yang luas. Kontak budaya tersebut terjadi melalui pelayaran dan perdagangan antarpulau dan antarbenua di antara bangsa-bangsa yang terlibat dalam perdagangan dan pelayaran tersebut. Dalam perkembangannya, kontak budaya tersebut menghasilkan pusparagam budaya di Ternate.


Rempah-rempah sebagai komoditas perdagangan sangat berperan dalam perkembangan dunia pelayaran. Cengkih, sebagai rempah unggulan dari Ternate, merupakan komoditas penting dalam dunia perdagangan Nusantara dan dunia. 

Kejayaan perdagangan cengkih membikin jalur pelayaran yang dikenal sebagai jalur rempah. Jalur ini meliputi jalur pelayaran yang begitu luas, yang menghubungkan Nusantara sebagai wilayah kepulauan dengan berbagai wilayah dan negara di benua lain. Sudah sepatutnya jalur rempah menjadi warisan budaya kebanggaan bangsa Indonesia.




Share:
Komentar

Terkini