Kondisi geografis pulau Ternate memengaruhi morfologi dan karakteristik Ternate sebagai kota tradisional. Ternate yang awalnya hanya berupa permukiman kecil di pedalaman, kemudian beralih ke wilayah pesisir untuk memudahkan perniagaan, terutama komoditas cengkih. Dalam perkembangannya, Ternate mengalami perubahan besar seiring datangnya bangsa-bangsa Eropa ke wilayah ini. Portugis mulai membangun benteng dan infrastruktur kota untuk mendukung aktivitas perdagangan di Ternate pada tahun 1512.
Era kolonial kemudian mentransformasikan Ternate menjadi kota kolonial dengan kedatangan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1607. Belanda menjadikan benteng Oranje sebagai pusat pemerintahan kolonial. Akibatnya, struktur kota mengalami modernisasi, meski tetap mencerminkan “wajah” Ternate yang telah bersolek dengan pengaruh riasan Eropa.
Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang membentuk Ternate melalui perjalanan berabad-abad lamanya sehingga dapat menjadi salah satu referensi untuk memahami identitas dan sejarah kota Ternate.